Kamis, 25 Agustus 2011

ASUHAN IBU POST PARTUM, BAYI BARU LAHIR SERTA NEONATUS DI RUMAH.

ASUHAN IBU POSTPARTUM DI RUMAH

A.    Jadwal Kunjungan di Rumah
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah – masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana. (Prawirohardjo,2002)
Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu keadaan ini disebabkan karena faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas .
Kesehatan Ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila Ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia.


Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :
1.    Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meniinggal pada saat 24 jam passca salin.
Adapun Tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :
a.       Mencegah perdarahan masa nifas karena anatomi uteri
b.      Mendeteksi dan merewat penyebab lain pendarahan
c.       Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga  bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atomi uteri.
d.      Pemberi ASI awal.
e.       Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir atau kontak langsung antara ibu dengan bayi..
f.       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2.    Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :
a.       Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tida ada bau.
b.      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c.       Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d.      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e.       Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
3.     Kunjungan 3 ( 2 minggu setelah persalinan).
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis pemeriksaannya sama percis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Untuk lebih jelasnya tujuan daripada kunjungan yang ketiga yaitu :
a.       Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
b.      Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
c.       Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
d.      Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
4.     Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dann juga keadaan laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
a.       Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapi
b.      Memberikan konseling untuk KB secara dini.




Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:
1.    Kebersihan Diri
a.    Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b.    Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
c.    Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
d.   Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e.    Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. 
2.     Istirahat
a.    Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b.    Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c.    Mennjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1)      Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2)      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3)       Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3.     Latihan
a.    Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b.    Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, seperti:
1)   Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.
2)   Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.
3)   Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4.    Gizi
Pendidikan untuk Ibu menyusui harus:
a.    Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b.    Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c.    Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d.   Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e.    Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
5.    Perawatan Payudara
Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :
a.    Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b.    Mengenakan BH yang menyokong payudara.
c.    Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.
d.   Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.
e.    Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1)      Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.
2)      Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3)      Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.
4)      Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan.
5)      Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6)       Payudara dikeringkan.

6.     Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

7.    Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 % kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.

MANAJEMEN POST PARTUM

Asuhan ibu post partum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran.Adapun tujuannya yaitu untuk memberikan asuhan yang adekuat & terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan agar terlaksananya asuhan segera/rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa & masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.
Bidan dalam melakukan asuhan kepada ibu postpartum harus berdasarkan pada alur fikir yang jelas berupa proses manajemenn kebidanan pada ibu post partum yaitu tujuh langkah varney dan pendokumentasiannya.
Manajemen ibu postpartum antara lain :
1.        Pengkajian/ Pengumpulan data didasarkan pada data subjektif daan juga Objektif . Data subjektif yaitu data yang didapatkan langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang berbicara. Sedangkan data Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan bidan atau tenaga kesehatan.
a.         Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu.
b.         Melakukan pemeriksaan awal post partum.
c.         Meninjau catatan/record pasien, seperti :
1)        Catatan perkembangan antepartum dan intra partum
2)        Berapa lama (jam/hari) pasien post partum
3)        Keadaan suhu, nadi, respirasi dan Tekanan Darah postpartum
4)        Pemeriksaan laboratorium & laporan pemeriksaan tambahan
5)        Catatan obat-obat
6)            Catatan bidan/perawat
d.         Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu,seperti :
1)        Mobilisasi
2)        BAK dan BAB
3)        Keadaan Nafsu makan
4)        Ketidaknyamana/rasa sakit
5)        Kekhawatiran
6)        Makanan bayi
7)        Reaksi pada bayi

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi :
a.                               Tekanan Darah, Suhu, nadi
b.                              Kepala, wajah, mulut dan Tenggorokan, jika diperlukan
c.                               Payudara & putting susu
d.                              Auskultasi paru2, jika diperlukan
e.                               Abdomen  yang di lihat adalah kandung kencing, keadaan uterus (perkembangannya)
f.                               Lochea            yang dilihat  adalah warna, jumlah dan bau
g.                                              Perineum : edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek, jahitan, memar,hemorrhoid   (wasir/ambeien).
h.                                              Ekstremitas : varises, betis apakah lemah&panas,edema,reflek.

2.        MENGINTERPRETASIKAN DATA.
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan interpretasi yangg benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu.



3.        IDENTIFIKASI DIAGNOSA & MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi & merencanakan antisipasi tindakan.
Contoh :
Diagnosa                     : Bendungan Payudara
Masalah potensial        : Mastitis
Antisipasi Tindakan    : kompres hangat payudara

IV. MENETAPKAN TINDAKAN SEGERA :
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
Contoh :
a.       Ibu kejang, segera lakukan tindakan segera untuk mengatasi kejang & segera berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya.
b.      Ibu tiba2 mengalami perdarahan,lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan pasien, misalnya : bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tanda2 sisa plasenta, segera kolaborasi dgn dokter utk tindakan curetage

V. MEMBUAT RENCANA ASUHAN
Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya.
Contoh :
Manajemen asuhan awal postpartum :
a.       kontak dini  dan sesering mungkin dengan bayi.
b.      Mobilisasi/istirahat baring di tempat tidur
c.       Gizi/diet
d.      Perawatan perineum.

Asuhan lanjutan :
a.       Tambahan vit atau zat besi atau keduanya jika diperlukan
b.      Perawatan payudara
c.       Pemeriksaan lab terhadap komplikasi jika diperlukan
d.      Rencana KB
e.       Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan

VI. IMPLEMENTASI ASUHAN :
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan  aman daripada rencana asuhan tadi.

VII. EVALUASI 
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana jika masih ada.


POST PARTUM GROUP

Kadang-kadang ibu yang baru menjalani masa menjadi seorang ibu yang ingin mencari kelompok khusus dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Kadangkala ibu postpartum yang sudah pernah bertemu dalam kelas prenatal mulai bergabung untuk membentuk kelompok pendukung yang saling membantu. Melihat hal tersebut, ternyata kelompok pendukung merupakan kelompok yang sangat penting dalam membantu seorang wanita yang mengalami transisinya dalam siklus kehidupan.
Kelompok pendukung post partum atau yang disebut dengan postpartum group adalah kumpulan pribadi yang sedang menjalani masa post partum yang mencoba untuk memuaskan kebutuhan personal, berinteraksi dengan menghargai tujuan bersama serta untuk mengalami kenikmatan suatu hubungan yang interdipenden.
Para ibu yang mengalami post partum membutuhkan pengalaman yang sesungguhnya, salah satunya yaitu diberikan dukungan dari kelompok pendukung seperti ddukungan psikologis dan juga dukungan fisik yang harus juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau istirahat, atau seringkali merasa gembira mendapatkan pertolongan  yang praktis dan dukungan dari kelompok dukungan postpartum. Dengan bantuan dan dukungan teman ataupun keluarga, mereka mungkin perlu mengatur atau menata kembali kegiatan rutin  sehari-hari, atau mungkin menghilangkan beberapa kegiatan disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan bayi. Bila memang diperlukan dapat diperlukan dorongan dan pertolongan dari para ahli, misalnya dari seorang psikologi atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
            Para ahli obstetrik memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita kemungkinann terjadinya gangguan mental post partum dan segera memberikan penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi atau konsseling bila memang diperlukan. Kelompok pendukung yang memadai dari para petugas obstetrik yaitu dokter dan bidan atau perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai atau adekuat tentang proses persalinan dan kehamilan,, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul  dalam masa-masa tersebut serta penanganannya.
            Dibutuhkan penanganan menyeluruh atau holistik dan dukungan dari kelompok pendukung dari penanganan para  ibu yang mengalami post partum. Pengobatan medis, konseling, emosional, dan bantuan-bantuan praktis dan pemahaman secara intelektual tentang pengalaman dann harapan-harapan pada saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dapat dibutuhkan penanganan ditingkat prilaku, emosional,intelektual, social dan psicologis serta bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga, dan juga teman dekatnya.
            Cara dukungan untuk mengatasi postpartum  dari kelompok pendukung postpartum :
1.    Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan jugapasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a.  Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b.  Dapat memahami dirinya
c.  Dapat mendukung tindakan konstruktif.
2.    Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :
a.  Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll.
b.  Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dala, menghadapi kesibukan merawat bayinya.
c.  Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.
d.  Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertam yang akan lahir.
e.  Memperbanyak dukungan dari suami.
f.  Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
g.  Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan.
h.  Bayi memakai pammpers untuk meringankan kerja ibu.
i.   Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
j.   Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.
3.       Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :
a.  Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.
b.  Tidurlah ketika bayi tidur.
c.  Baeolahraga ringan.
d.  Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.
e.  Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,
f.   Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.
g.  Bersikap fleksibel.
h.  Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.
i.   Bergabung dengan kelompok ibu.









ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

1.                   Jadwal Kunjungan
     Jadwal kunjungan bayi bbaru lahir dan neonatus yaitu :
a.       24 jam setelah pulang awal
1)      Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2)      Jaga selalu kehangatan bayi
3)      Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat.
b.      1 minggu setelah pulang
1)      Timbang berat badabn bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB bayi.
2)      Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3)      Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4)      Kaji keadekuaatan suplai ASI
c.       4 minggu setelah kelahiran
1)      Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
2)      Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3)      Perhatikan nutrisi bayi
4)      Perhatikan keadaan penyakit pada bayi.
Kunjungan pertama oleh petugas kesehatan diantaranya :
a.       Petugas pusskesmas hendaknya menjalankan kunjungan rumah tiap hari bagi tiap bayi yang dilahirkan dirumah, bila mungkin  selama satu minggu pertama sesudah lahir.
b.      Kartu anak harus diisi lengkap dan kelahiran bayi harus di daftar sebagai lahir atau dibawa ke puskesmas.

c.       Bidan hendaknya meneliti apakah petugas yang melayani persalinan sudah memberikan perhatian terhadap semua hal.
Suatu bentuk kepedulian tenaga kesehatan Untuk pemeliharaan bayi selama 10 hari pertama dalam kehidupan yaitu :
a.         Bila bayi dilahirkan dirumah, hendaknya sedapat mungkin bidan mengadakan kunjungan kerumah setiap hari sampai tali pusat lepas, kemudian tiap dua hari hingga hari ke sepuluh.
b.         Pada tiap kunjungan rumah :
1)      Periksalah kemungkinan infeksi mata.
2)      Periksa tali pusat
3)      Bla kain kasa melekat, rendamlah dengan larutan antiseptik dan lepaskan dengan hati-hati.
4)      Bersihkan pusat dengan alkohol
5)      Berilah perban kering
6)      Periksalah alat kelaamin dengan keberssihannya
7)      Amatilah bahwa tinja normal.

2.                   Manajemen Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Manajemen Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus antara lain :
a.    Pengkajian segera BBL
1)    Pemeriksaan Awal
a)    Nilai kondisi bayi :
• Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan?
• Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
• Apakah warna merah muda, pucat/biru?
Apgar score merupakan alat untuk mengkaji bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus otot & intabilitas reflek. Apgar score ditemukan oleh virginia apgar (1950).
b)    Jenis kelamin
c)    Kelainan kongentital
d)   Tali pusat
2)     Pemeriksaan lengkap beberapa jam kemudian
a)        Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian, setelah membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran.Bayi secara keseluruhan. Bayi normal berbaring dengan posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang atau menguap. Warnanya merah muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la memberikan respon terkejut yang normal jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan melemparkan tangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih seseorang). Ini disebut refleks Moro.
b)         Kepala
·      Ukurlah lingkar kepala. Ukuran kepala yang tidak normal besarnya disebut hidrosefalus. Ukuran kepala yang terlalu kecil disebut mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata adalah 33 cm.
·      Rabalah fontanela anterior – seharusnya tidak menonjol (membengkak).
·      Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir kelinci) atau celah palatum.
c)         Punggung.
Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak didapatkan tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi sumsum tulang belakang bayi.
d)        Anus. Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini untuk meyakinkan tidak adanya anus imper-forata.
e)         Anggota tubuh
Asuhan bayi baru lahir  adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan/gangguan,  oleh karena itu penting diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin.
a. Membersihkan jalan nafas
1)    Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu
2)     Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa
3)     Periksa ulang pernafasan
4)    Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.
Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan :
1)   Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2)    Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi.
3)   Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
4)   Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x / gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
b. Perawatan tali pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.Caranya :
1)   Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.
2)    bilas tangan dengan air matang /DTT
3)   keringkan tangan (bersarung tangan)
4)   letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.
5)   Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan
6)    Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP pd sisi yang berlawanan.
7)   Lepaskan klem penjepit & letakkan di dalam larutan klorin 0,5%
8)    Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara :
                        o Keringkan bayi secara seksama
                        o Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering 8 hangat
                        o Tutup bagian kepala bayi
                        o Anjurkan ibu untuk memeluk 8 menyusukan bayinya
                        o Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
                        o Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
d. Pencegahan infeksi
1)      Memberikan obat tetes mata/salep
2)      diberikan 1 jam pertama bayi lahir ryaitu ; eritromysin 0,5%/ tetrasiklin 1%.
3)      Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin 8 langsung diteteskan pd mata bayi segera setelah bayi lahir.
BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam perawatannya.
1)      Cuci tangan sebelum 8 setelah kontak dengan bayi
2)      Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang blm dimandikan
3)       Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih
4)       Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih
5)      Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop 8 benda2 lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan).

 Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran
Tujuan :
Mengetahui aktivitas bayi normal/tidak dan identifikasi masalah kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga 8 penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
• Kemampuan menghisap (kuat/lemah)
• Bayi tampak aktif/lunglai
• Bayi kemerahan /biru
Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan 8 penilaian ada tidaknya masalah kesehatan terutama pada :
• Bayi kecil masa kehamilan/KB
• Gangguan pernafasan
• Hipotermia
• Infeksi
• Cacat bawaan/trauma tahir
Jika tidak ada masalah,
a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna 8 aktivitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
1)      Hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C
2)      Bungkus bayi dengan kain yang kering & hangat, kepala bayi harus tertutup
c. Lakukan pemeriksaan fisik
1)      Gunakan tempat yang hangat 8 bersih
2)      Cuci tangan sebelum 8 sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan 8 bertindak lembut
3)      LIHAT, DENGAR, dan RASAkan
4)       Rekam /catat hasil pengamatan
5)       jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut

d. Pemberian vitamin K
1)      Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit. K
2)       Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
3)      Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM
4)      Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
a)          Pemberian nutrisi
·  Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
·   Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
·  Pastikan bayi mendapat cukup colostrum seiama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
·  Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.
b)         Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
·  Suhu ruangan setidaknya 18-21°C
·  Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
·  Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)
c)          Mencegah infeksi
·   Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB
·  Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
·  Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
·   Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat, dan sabun setiap hari.
·  Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan tertebih dahulu
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan kepada bayi tersebut selama jam pertama seetelah persalinan. Aspek-aspek penting ynag harus dilakukan bayi baru lahir ;
a.          Beri ASI, jangan beri makanan lain
1)        Segera teteki / susui bayi dalam 30 menit setelah bersalin untuk merangsang ASI cepat keluar
2)        ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan tubuh, berikan langsung kepada bayi jangan dibuang.
b.         Jaga bayi tetap hangat
1)      Tunda memandikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam setelah lahir
2)      Bungkus bayi dengan kain yang kering. Ganti kain atau handuk yang basah.
3)      Jangan meletakan bayi ditempat yang dingin.
4)      Jika berat lahir bayi kurang dari 2500 gram, dekap bayi agar kulit bayi menempel pada dada ibu (metode kanguru )
c.          Cegah infeksi pada bayi baru lahir
1)      Minta salep antibiotik untuk mata segera setelah lahir
2)      Jaga agar tali pusat selalu bersih dan selalu dalam keadaan kering.
3)      Jangan bubuhkan ramuan atau bahan lain pada tali pusat.
d.         Beri rangsangan perkembangan
1)      Peluk dan timang bayi dengan penuh kasih sayang sesering mungkin.
2)      Gantung bendaa bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat benda tersebut.
3)      Ajak bayi tersenyum, bicara serta dengarkan musik.